Resensi Film : Lemantun
Penulis dan Sutradara : Wregas Bhanuteja
Produser :
Nia Sari
Penata Sinematografi : Leontius Tito
Penata Artistik : Ferdi Perwiranata
Penata Musik :
Gardika Gigih
Penata Suara :
Firman Satyanegara
Editor :
Mochamad Rizky Pratama
Pemain :
Freddy Rotterdam Tatik Wardiono Den Baguse Ngarsa Agoes Kencrot Triyanto
Hapsoro Titik Renggani
Jika kamu nanti benar-benar menonton film ini
di YouTube, kamu akan menemukan informasi lain di deskripsi film ini. Dimana, cerita
dalam film ini diangkat dari kisah nyata Wregas Bhatuneja yang tidak lain
adalah penulis sekaligus sutradara film. Maka, tidak aneh jika film ini bisa
menyampaikan detail adegan, properti dan suasana sepanjang alur film yang cukup
detail.
Film ini dimulai ketika seorang ibu
mengumpulkan 5 putra-putrinya untuk membagikan warisan peninggalan ayah mereka.
Melalui pengundian, maka masing-masing satu anak berhak mendapatkan satu benda
warisan yaitu lemari. Sesuai persyaratan ibunya, lemari warisan itupun harus
langsung dibawa ke rumah masing-masing.
Setelah semua mendapatkan nomor undian, maka kita
akan dibawa pada adegan dimana masing-masing orang mencari dan menemukan lemari
yang telah diberi nomor. Disinilah kemudian kita akan mendapatkan gambaran
karakter dari masing-masing anak si ibu. Ada yang selalu memegang Smartphonenya, ada
yang menggunakan pakaian gaya klasik plus peci hitam, dan ada yang membawa
kamera besar DSLR. Namun semuanya tampak akrab dan saling bercanda menampakkan
betapa mereka rukun sebagai saudara.
Nah, cerita kemudian menukik pada tokoh Tri
yang ternyata masih tinggal bersama ibu mereka di rumah itu. Dengan persyaratan
yang diajukan ibu mereka, maka pertanyaan selanjutnya adalah kemanakah Tri
membawa lemari warisannya?
Dipenghujung film, terdapat adegan yang cukup
mengiris hati. Tetapi, setelah berfikir ulang, mungkin sebenarnya itu adalah
pertanyaan yang diajukan film ini kepada penonton. Akan dibawa kemana warisan
ibumu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tukang Ngintip, Coment Dong..