RESENSI FILM KEREN : THE PIRATES OF SOMALIA
Directed by
|
|
Produced by
|
Claude Dal Farra
Irfaan FredericksMino Jarjoura Matt Lefebvre |
Screenplay by
|
Bryan Buckley
|
Starring
|
Barkhad AbdiMelanie GriffithAl Pacino |
Music by
|
Andrew Feltenstein
John Nau |
Cinematography
|
Scott Henriksen
|
Edited by
|
|
Production
company |
Hungry Man Productions
BCDF PicturesKalahari Pictures |
Distributed by
|
|
Release date
|
·
April 27, 2017 (Tribeca Film Festival)
·
December 8, 2017 (United
States)
|
Running time
|
118 minutes[1]
|
Country
|
United States
|
Language
|
English
|
Jay Bahadur adalah seorang
jurnalis pemula. Ia berniat menjadi jurnalis professional dan lulus sebagai
sarjana jurnalis di Universitas Harvard. Motivasinya menjadi jurnalis
diperlihatkan di awal film ketika Jay sedang mengumpulkan data dan tentang
tempat menyimpan / meletakkan tisu di minimarket dan rumah warga. Ia berharap
mendapatkan pola tertentu dan menerbitkannya dalam sebuah jurnal.
Suatu hari dengan tidak sengaja Jay bertemu seorang pensiunan jurnalis idolanya di sebuah klinik. Dia adalah Seymour Tolbin. seorang veteran jurnalis dari The Daily Mail. Disanalah ia mendapatkan lecutan dan hasutan yang membawanya menjadi seorang Jurnalis di kemudian hari.
“Kau
ingin menjadi Jurnalis hebat? Pergilah ke tempat yang gila!” Tegas Seymour.
Maka,
dimulailah usaha Jay untuk bisa pergi ke tempat yang gila. Somalia.
Seberapa
gilanya Somalia? Bahkan tidak ada jurnalis dari pers manapun yang berniat untuk
masuk ke Somalia. Keadaan carut marut akibat perang antar kelompok, warga sipil
yang bebas memegang senjata menggambarkan keadaan yang super gila mengancam
nyawa. Bajak laut Somalia menjadi subjek antagonis superior bagi media dan
warga dunia.
Film
semi dokumenter ini berpusat pada Jay Bahadur yang nekat mendarat ke Somalia.
Dengan pinjaman dari Orang Tuanya, ia berhasil mendapat restu dan tawaran
bantuan dari sebuah stasiun radio Garowe Somalia. yang menawarkan bantuan
penerjemah sekaligus asuransi keamanan selama Jay di Somalia. Film ini
dilengkapi dengan adanya humor dan karakter orang-orang Somalia serta sisi
gelap warganya yang banyak mencandu Daun Khat. Selama 6 bulan tinggal di
Somalia, Jay berhasil mewawancarai Boyah pimpinan salah satu kelompok pembajak
di kota Eyl. Ia juga berhasil mewawancari Garaard yang memimpin semua kelompok
pembajak bersenjata di Somalia.
Dalam
film ini, melalui adegan wawancara Jay dengan Garaard, Somalia memberikan kabar
bahwa mereka hanya mengambil apa yang seharusnya di dapatkan oleh mereka.
Ikan-ikan mereka di pancing tanpa izin. Kapal-kapal kargo dan tanker melewati
perairan Somalia tanpa melapor. Mereka akan terus ada selama pemancing illegal
masih ada di perairan Somalia.
Film
ini sangat – sangat layak bagi siapapun terutama seseorang yang berniat
menjerumuskan diri ke Dunia Jurnalistik. Namun, jika benar akan menjalankan
cara seperti itu dibutuhkan pikiran yang jernih dan menimbang-nimbang juga,
Agar tidak salah pilih tempat dan benar-benar tidak terkendali. Kenyataannya,
selain tantangan menemukan narasumber, mencari sudut pandang yang pas untuk
pemberitaan, dibutuhkan pula keuletan dan kesabaran. Karena jauh dari rumah dan
berada di area konflik cukup menguras tenaga, materil dan pikiran bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tukang Ngintip, Coment Dong..