Saya agak - agak keki sebetulnya kalau bicara soal menulis. Kenapa?? Karena aslinya saya cuma suka ngutak-ngatik hal-hal baru. Jadilah saya tukang 'Ngoprek' atau 'Ngulik' dalam bahasa gaoool tapi belum karuan sampe tuntas. Hohohoho Bisa membongkar, berusaha keras memasang kembali, lalu tinggalkan kalau dah bosen. Makanya, jangan tanya "sudah menghasilkan apa Luqman Wibowo selama ini?"

Teman - teman dekat saya bisa jadi belum ngerti soal motif kelakuan saya macam ini. Tapi kalau soal inkonsisten dan suka mabur-maburan tanpa kabar, kayaknya mereka sudah paham. Melihat kelakuan saya macam itu, jadilah saya semacam teman yang tak perlu-perlu amat dibutuhkan.

Carita Jaman Baheula
Well, naluri untuk nyari tahu hal-hal baru sebenarnya tumbuh dari jaman saya kecil. Saya ingin tahu rasanya buah salak? saya nekat ngambil salak di kebun tetangga. Saya ingin tahu rasanya nungguin buah durian? saya ikut teman saya nungguin kebun durian milik tetangga. Saya ingin tahu rasanya bolos sekolah? saya bilang ke orang tua, bahwa saya mau membolos sekolah dan benar-benar tidak masuk sekolah. Ada banyak hal yang saya ingin tahu maka saya coba-coba dengan atau tanpa izin orang tua. Wow, masa remaja adalah masa paling indah yang gak bisa kita lupakan beberapa episodenya.

Bisa jadi normal saja bagi sebagian orang melakukan hal-hal jail sekalipun. Tapi sungguh, saya bukanlah berandal. Saya belum pernah dengan sengaja memukul orang, menantang berkelahi atau kegiatan negatif yang hubungannya langsung dengan fisik atau merugikan seseorang. Aktifitas saya selama remaja yang berhubungan langsung dengan orang lain adalah dengan aktif di organisasi. Jadi, saya belum pernah sekalipun merasakan rasanya dipukul atau memukul selain diatas matras.

Namun, setelah saya pikir-pikir ada beberapa potongan kebiasaan dan perilaku jaman baheula yang kemudian menjadikan saya seperti sekarang. Semisal, saya suka baca buku fiksi, saya suka penasaran dan mencoba - coba hal baru, atau saya suka berlomba.

Ayah saya adalah orang yang baik hatinya sehingga mau membayar tagihan majalah Legend Indonesia setiap hari kamis. Melalui majalah legenda inilah saya berkenalan dengan cerita bergambar diantaranya gajah yang belalainya bisa memanjang sekehendak hati dan temannya si kucing dua kaki. Selain itu, masih ada juga petualangan para penyihir bernama Oki dan Nirmala. Dan jangan lupa, si keluarga kelinci si mpu majalah bernama Bobo..!!! Selain itu, hal yang paling mempengaruhi buat saya untuk jalan-jalan berpetualang bertemu dengan orang baru adalah cerita Pak Janggut.



Selain berlangganan majalah Bobo, kurir media cetak seringkali menodong ayahku dengan media cetak Nasional, Seperti Kompas, Republika, atau lainnya. Melalui Koran inilah saya bisa mengintip Dunia. Koran-koran inilah yang mengenalkan saya soal adanya sebuah kompetisi sepakbola antar klub di Eropa, soal harga bahan pokok yang melambung tinggi, soal cerita sekaligus menerka rupa si tokoh, juga soal betapa pentingnya ijasah dan keahlian di dunia kerja. Isi koran berpindah ke kepala saya. 

Nah, apa yang saya baca ternyata memang cukup mempengaruhi pola pikir saya. Contohnya, ketika melihat buah durian yang bergelantungan di dahan-dahan yang tinggi, saya selalu memejamkan mendelik ke sekeliling mencari Bona si Belalai panjang. Atau ketika saya berhadapan dengan soal-soal pekerjaan rumah saya berharap Nirmala hadir untuk membantu saya. Bahkan yang lucu adalah ketika Ibu ku bilang bahwa pamanku akan datang bertemu, saya berharap ia berbadan gempal dan hobi makan macam Paman Gembul.

Waw, jika saya ingat masa itu, ternyata imajinasi saya benar-benar terpatok pada komik dan informasi dari Koran yang saya baca. Saya sungguh tidak menyangka bahwa sebegitu besar pengaruh dari bacaan-bacaan saya. Disinilah saya merasa yakin dan cukup relevan jika peribahasa "Kamu adalah apa yang kamu makan" memang berlaku khususnya untuk saya pribadi.

Nah, masalahnya adalah sekalipun keluarga kami berlangganan media cetak, kadang-kadang saya baca cerita loncat-loncat. Contohnya cerita Pak Janggut yang bersambung sampai beberapa edisi majalah, kadang saya baca cuma awal perjalanan cerita sampai tengah cerita tanpa tahu ujung ceritanya. Bahkan pernah juga baca setengah cerita, lalu kembali membaca majalah bobo edisi satu bulan kemudian. Jadi, tidak semua cerita bersambung saya baca secara utuh...!!!

Yaps... Sepertinya ini dibutuhkan penelitian yang lebih mendalam, apakah ada akibat tertentu gara-gara baca cerita yang melompat-lompat terhadap pola pikir dan perilaku kita sehari-hari? Lalu bukankah ketika saya meninggalkan dan melewatkan cerita adalah untuk cerita sebenarnya di kehidupan saya? Ouh, mengingat cerita jaman baheula membuat saya curiga dan skeptis soal saya sendiri.

Banyaknya usaha saya sebanding dengan jumlah dan desain blog yang bisa saya modifikasi. Sayangnya saya tidak pernah menjadi desainer blog profesional. Lalu saya mempelajari bagaimana cara menulis, itupun dari sepuluh tahoon yang laloo, saat saya duduk di sebuah perguruan tinggi. Saya pun pernah datang jauh-jauh ke kota jogja hanya untuk mengikuti pelatihan menulis jurnalistik. Sayangnya, saya belum pernah membuat tulisan, liputan atau semacamnya disebuah media jurnalistik manapun, juga bangku kuliah yang saya tinggalkan begitu saja.

Diakhir tahun ini saya semakin sadar, skeptisme dan rasa penasaran saya bisa jadi berdampak buruk buat saya sendiri. Saya tidak pernah / belum pernah menyelesaikan rasa penasaran menjadi hal-hal yang lebih konkret. Soal gagasan dan ide saya banyak terbuang menjadi hal-hal sepele. Blog saya mangkrak seperti rumah kosong.

Akhirnya, setelah membaca diri dan artikel karya orang lain saya tahu apa yang saya butuhkan...!!! Saya membutuhkan sebuah plan dengan target dan indikator yang lebih jelas dan rinci. Juga beberapa usaha yang konkret dan tertulis. Terdokumentasikan. Sehingga kita tahu, masih seberapa jauh kita berjalan. Bukankah kita akan mengakhiri petualangan dan secepatnya memberikan kabar, bahwa berdiri dipuncak untuk melihat sunrise adalah satu cek point menuju kembali pulang.



by on Senin, Desember 31, 2018
  Saya agak - agak keki sebetulnya kalau bicara soal menulis. Kenapa?? Karena aslinya saya cuma suka ngutak-ngatik hal-hal baru. Jadilah ...

Adegan Film The Long Walk to Freedom ketika Bangsa Xhosa memulai ritual lelaki suku menjadi dewasa “Putra-putra bangsa xhosa…

Berkas cahaya matahari masuk melewati sela-sela atap rumbia di satu rumah saat pemuda-pemuda suku Xhosa sedang bersiap-siap. Mereka saling membalut diri dengan tepung yang dilarutkan. Lalu dimulailah upacara tanda bagi para lelaki muda resmi di pintu kebebasannya.



Anak-anak berlari dengan bebas…

Tapi tugasnya sudah menanti,…

Mengucapkan selamat tinggal pada anak-anakmu…

Kau akan segera menjadi laki-laki dewasa…

Masa depanmu, keindahanmu,  kekuatanmu bukan hanya milikmu …

Jika kau sendiri  maka akan merasa kecil, kaummu sangat kuat.

Sekarang pergilah! 

Kau adalah laki-laki.

Pergilah sebagai laki-laki….”


Terlahir dengan nama Nelson Rolihlahla Mandela ia tumbuh besar seperti apa yang inginkan kedua orangtuanya. Hidup untuk membela yang lemah. Setelah lulus kuliah Hukum, ia kemudian mengabdikan diri dengan menjadi pengacara. Namun semakin lama semakin tergugahlah mandela untuk berjuang dengan cara lain, melalui jalur politik.

Perkenalan Mandela (Idris Elba) dengan orang-orang ANC (Partai Nasional Afrika) menjadi tangga mandela dikenal diseluruh dunia. Bersama ANC ia melakukan aksi turun ke jalan menentang politik apartheid yang berlaku di Afrika. Bersama Umkhonto we Sizwe organisasi sayap ANC, ia melakukan agitasi dan pembakaran seta pemboman tempat-tempat fital Negara dalam rangka menolak pemisahan ras.


Adegan Film The Long Walk to Freedom ketika Nelson Mandela Berorasi


Ia dan aktor utama dalam perlawanan terhadap pemerintah akhirnya di jatuhi hukuman 27 tahun di penjara. Sepeninggal Mandela karena di penjara, perjuangan ANC kemudian di pimpin oleh istrinya sendiri yang lebih mengandalkan kekerasan, hingga kedua pasangan itu seringkali bertolak belakang dalam melakukan perjuangannya.

Adegan Film The Long Walk to Freedom Ketika Nelson Mandela di adili karena dianggap memberontak terhadap politik Apheteid


Film berjudul The Long Walk to Freedom ini diangkat dari buku biografi Nelson Mandela dengan judul yang sama.

Trailer The Long Walk to Freedom


Produser                 : Anant Singh

Sutradara               : Justin Chadwick

Penulis Naskah      : William Nicholson

Aktor dan Aktris   : Idris Elba, Naomie Harris, Mark Elderkin, Carl Beukes, etc
Tahun Rilis       : 2013


Adegan Film The Longest Ride ketika Luke bersiap menunggangi Kuda Liar
Kesedihan Ira begitu mendalam, karena Ruth adalah sumber inspirasi bagi Ira untuk mengumpulkan lukisan-lukisan indah di rumahnya. Melalui surat-surat milik Ira yang dibacakan Sophia terbentuklah plot mundur sebuah cerita romantis antara Ira dan Ruth. Berkat surat-surat inilah cerita pada film ini berjalan paralel dengan tema yang sama.


 Seorang koboi penunggang Bull-Riding bernama Luke Collins (Scott Eastwood) berambisi menjadi nomor satu didunia sebagai pengendara banteng liar. Namun sayang terjadinya kecelakaan membuatnya cedera dan absen selama satu tahun.
Pada debutnya yang pertama sejak cedera, ia bertemu dengan seorang mahasiswi seni yang kebetulan menonton pertunjukkannya. Maka, dimulailah cerita romantis antara keduanya.


Hal yang menarik dalam film ini selain cerita seorang koboi yang mengejar ambisinya adalah bertemunya Luke dan Sophia dengan pria tua yang tengah mengalami kecelakaan. Pria tua bernama Ira Levinson (Alan Aida) sedang bersedih atas kematian istrinya dan menjadi dekat dengan Sophia berkat sekumpulan surat Ira yang diselamatkan Sophia. 


Cerita romantik keduanya hampir sama, tidak jauh-jauh dari jatuh cinta, mempertahankan hubungan, lalu melanjutkan kembali hubungan mereka. Awalnya, seorang koboi yang kaku seperti luke ternyata cukup sulit untuk mengerti dunia seni yang diselami Sophia, begitu juga Sophia yang akhirnya tahu resiko seorang penunggang banteng. Karena kesibukan di dunianya masing-masing, menjadikan keduanya sempat saling menjauh dan mengalami kesulitan dalam membangun hubungan keduanya.


Adegan Film The Longest Ride ketika Luke bersama Sophia di tepi danau

Hal yang mengejutkan kemudian terjadi, pada ending cerita dimana Luke kembali menunggang banteng yang telah membuatnya cedera. Meski trauma luke sempat menyerang, luke berhasil menaklukan Ranggo (si banteng) dan meraih tempat kedua sebagai penunggang terbaik. Saat itulah ia menyadari dan merasakan kekosongan sekalipun ia bisa menaklukkan rasa takutnya. Sophia tak lagi ada di bangku penonton.


Adegan Film The Longest Ride ketika Luke menunggangi Kuda Liar

Ujung cerita, berkat undangan Ira akhirnya mereka bisa bertemu kembali dan mendapat durian runtuh. Warisan Ira yang dilelang menjadi milik Luke setelah ia memenangkan lelang lukisan pertama yang berjudul Ruth. Berkat wasiat Ira akhirnya Luke dan Sophia kembali bersama dan membangun mimpi mereka. 


Adegan Film The Longest Ride ketika Luke berkuda bersama Sophia


Trailer The Longest Ride
 

Genre                      : Drama, Romantis
Sutradara             : George Tillman Jr
Produser               : Marty Bowen, Wyck Godfrey, Theresa Park, Nicholas Sparks
Penulis Naskah : Craig Bolotin
Pemain                   : Scott Eastwood, Brittany Robertson, Jack Huston, Alan Alda, etc
Tanggal Rilis Perdana : 10 April 2015 (AS)


Adegan Film Dawn of The PLanet of The Apes ketika para Apes akan berburu
Seekor simpanse mencoba mengajari anaknya bagaimana cara memimpin perburuan. Mereka bergerombol layaknya bangsa kera dan terbagi kedalam dua regu. Pemimpin utama bernama Caesar yang didampingi anaknya sedang bergelantungan di dahan-dahan pinus sebagai tim Penyerbu. Sedangkan Koba sebagai simpanse terkuat kedua memimpin regu penyergap. Regu Koba berjalan di dasar hutan sambil membawa tombak kayu buatan mereka sendiri.

Adegan Film Dawn of The Planet of The Apes ketika Apes Cesar bertarung dengan beruang


Caesar mengamati keadaan sambil menenangkan si mata biru yang tak sabaran. Anaknya kini telah tumbuh dewasa lengkap dengan sisi emosionalnya. Si mata biru teramat  ingin menunjukkan kemampuannya, memaksa Caesar untuk memulai perburuan. Tetapi Caesar menahannya dan meminta anaknya bersabar. Dengan tenang ia mengamati keadaan dan memastikan anggota regunya bersiap di posisi. Setelah memastikan anggota regunya bersiap, Caesar pun berteriak dan memberi tanda bahwa perburuan telah dimulai.

Dengan teriakan dan pergerakan yang bergelombang, regu pemburu berlompatan didahan-dahan pinus persis diatas sekumpulan rusa. Sadar menjadi buruan, para rusa-pun berhamburan berlari menjauhi regu pemburu. Sayang bagi rusa, mereka berlari sesuai dengan rencana para Kera. Sebelum rusa benar-benar menjauh, Koba dan anggota regunya muncul sambil menghujamkan tombak-tombaknya. Sebagai pemburu Caesar pun turun dan mulai mencari target buruan. Ia melemparkan tali bandul dan berhasil menjerat rusa hingga tersungkur ke bawah tebing.

Dengan perlahan Caesar menuruni tebing menuju rusa yang meronta. Ia tak kehilangan kewaspadaan sekalipun rusa sudah tak berdaya. Ia masih sempat memperingatkan anaknya agar tak turun dahulu sebelum ia menyatakan aman. Caesar tahu, goresan cakar di pohon sebagai tanda ia telah memasuki hewan pemburu lainnya. Namun dasar anaknya bengal, mata biru tetap menuruni tebing dan bersiap menghujamkan tombaknya.

Lalu keluarlah pemburu besar menerjang reruntuhan pohon menuju si mata biru. Seekor beruang hutan yang merasa terganggu berhasil menjangkau mata biru dan melemparkan tubuhnya. Ayah mata biru dengan sigap melompat keatas beruang dan berayun persis di hadapan beruang untuk melindungi anaknya. Bagaimanapun Caesar adalah pemimpin ratusan kera dan siap bertarung terutama demi anaknya. Namun Caesar sadar ia takkan menang melawan beruang jika bertarung terbuka seperti itu. Maka ia pun berteriak meminta bantuan pada pasukannya.


Koba yang mendengar teriakan Caesar berlari kearah sumber suara. Ia menyusuri tepian tebing dan berlari menuju Caesar yang tengah berhadap-hadapan dengan beruang. Caesar kera yang pintar. Ia memancing beruang dengan membusungkan dadanya. Lalu beruang yang merasa tertantang berdiri menyatakan siap untuk memulai pertarungan. Sayang Pemburu besar malah menjadi buruan hari itu. Simpanse hidup soliter dan saling melindungi hingga terselamatkanlah Cesar dan anaknya. Koba yang telah berlari melompat dan mengayunkan tombaknya. Si beruang tersungkur, lengkap dengan tombak di kepalanya.
Itulah adegan perburuan yang dilakukan para kera yang berhasil memimpin peradaban bumi. Mereka adalah ‘lulusan’ laboratorium yang terinfeksi virus aneh. Otak mereka berkembang dan bisa saling berkomunikasi ala manusia. Disinilah film ini mencoba membalikkan sejarah tetapi bukan dengan cara kepunahan akibat tabrakan bintang, meteor atau bencana alam dasyat lainnya. Virus yang berkembang dalam simpanse percobaan (dalam film : Rise of Planet of the Apes) menjadikan mereka lebih kuat dan berevolusi ke mahluk cerdas dan berhasil menjejaki peradaban sekalipun tidak melebihi ras manusia.


Melalui film ini, kita diajak bercengkrama dengan diri sendiri melalui dinamika yang terjadi. Pernyataan dan filosofi baru para kera “Apes Not Kill Apes”, juga bagaimana Caesar memimpin dan melindungi anggota keluarga kera-nya, membuat kita merasa geli sekaligus bertanya-tanya seburuk itukah kita hingga harus diajari kera bagaimana cara hidup beradab? Melalui pertemuan antara manusia yang selamat dengan kaum kera cerdas menjadikan film ini asik dan nyentil sisi kemanusiaan kita sendiri.

Adegan Film Dawn of The Planet of The Apes ketika Apes Cerdas mengajarkan nilai keluarga Apes. Apes not kill Apes


Sutradara                : Matt Reeves
Penulis Skenario   : Mark Bomback, Rick Jaffa, dan Amanda Silver
Adaptasi karakter : Planet of the Apes, Pierre Boulle
Bintang/Pemain   : Andy Serkis, Jason Clarke, Gary Oldman, Keri Russell, Toby Kebbell, Kodi Smit-McPhee
Produksi/distribusi : Chernin Entertainment/20th Century Fox

Tahun Rilis            : 2014


Ibunya meragu, bahwa keda bisa melewatkan perburuan pertamanya dengan gemilang.

“Ia dipandu oleh hatinya. Bukan oleh tombaknya.” Ujarnya kepada suaminya sebelum tidur.

Tetapi ayah Keda meyakinkan ibunya bahwa Keda lebih kuat dari yang diduga. Bisa jadi, ia mengatakan itu karena sekedar gengsi ataupun ego dirinya sebagai kepala suku. Tetapi, dari sinilah cerita ini dimulai…

Film ini bukan cerita balas dendam seorang ayah kepada binatang buas yang menghabisi anaknya. Film ini juga bukan tentang teriakan-teriakan heroik kepala suku sebelum menghujamkan tombak pada lawannya. Film ini nyatanya memiliki alur yang cukup mudah ditangkap makna dari setiap adegannya.

Adalah Keda, seorang anak kepala suku yang harus berjuang menemukan jalan kembali ke sukunya. Ia ditinggalkan oleh anggota sukunya karena dianggap telah mati. Begitu siuman, ia mencoba bangkit dan mulai berguru pada alam.

Hal menarik dalam film ini adalah beberapa pesan pamungkas melalui si Kepala Suku kepada anaknya soal hidup, kehidupan, kekuatan, dan petunjuk jalan bagi anaknya. Bagaimanapun, melalui pesan Ayahnya lah ia akhirnya bisa kembali pulang.

Adegan dalam Film Alpha ketika kepala suku berpesan kepada anaknya

“Supaya kita bisa bertahan Hidup, kita harus fokus, bersabar, dan tidak menyerah.” Pesan Kepala Suku pada pemburu muda yang tidak lain adalah anaknya.


Adegan dalam Film Alpha ketika kepala suku menangis di tebing untuk anaknya

Keda ditinggalkan tergelatak di sebuah tebing setelah dihajar bison buruan mereka. Ayahnya begitu sedih dan menyesali kematian Keda hingga dua malam. Namun, keajaiban datang. Ia membuka mata dan mulai berguru pada alam mencari jalan pulang. Keda berhasil berkawan dengan serigala betina 'Alpha' setelah sebelumnya terluka oleh Keda. Bersama serigala ini-lah ia belajar berburu dan mempertahankan diri melawan musim dingin.  

Adegan dalam Film Alpha ketika Keda memulai hubungan dengan serigala Alpha


Seandainya saja istilah ‘Alpha’ tidak sama sekali digunakan, atau menggunakan istilah primitive lainnya untuk menyebut pimpinan serigala, mungkin film ini benar-benar akan menarik penonton hingga ke daratan Eropa pada masa 20.000 tahun yang lalu. Tetapi sekalipun begitu, film ini layak ditonton terutama bagi mereka yang ingin tahu bagaimana cara menundukkan serigala juga betapa hidup memang layak diperjuangkan. 

Resensi Film Keren Luqman Wibowo merekomendasikan film ini buat ditonton teman-teman agar teman teman bisa menikmati dan memahami betapa hidup Layak di Perjuangkan! 

Adegan dalam Film Alpha ketika suku telah bersahabat dengan Serigala

Judul Film : ALPHA
Sutradara : Albert Hughes 
Sinematografer : Martin Gschlacht 
Penulis : Daniele Sebastian Wiedenhaupt
Dirilis : Columbia Pictures
Tahun : 2018


by on Rabu, November 07, 2018
Ibunya meragu, bahwa keda bisa melewatkan perburuan pertamanya dengan gemilang. “Ia dipandu oleh hatinya. Bukan oleh tombaknya.” Ujarnya...
Contoh Logo 1



Contoh Logo 2

Contoh Logo 3


Well, untuk postingan yang ini saya biarkan teks di bawah sana tetap ada buat kenang-kenangan di blog ini. Pastinya sebagian besar yang rajin ngeblog, terutama para pakar IT tahu apa maksud tulisan di sana.

Yups, teks itu merupakan mantra atau jurus bagi para desainer blog agar memudahkan dalam melihat hasil desain template blognya dalam keadaan full posting. Kenapa saya bilang mantra? karena ternyata kita hanya perlu mengetik key word + tombol ENTER maka munculah paragraf semacam di bawah sana. Waw,..!!! Ajaib bukan...?!?! Hampir semua sistem operasi pada komputer atau laptop kita bisa melakukannya di Office Word. Nah, teman-teman bisa coba dengan cara mengetik :

=lorem(2,5)

Angka 2 menunjukkan jumlah paragraf yang ingin dimunculkan. Adapun angka 5 untuk memunculkan jumlah kalimat dalam satu paragraf.

Sekalipun kebanyakan para blogger melihatnya secara praktis dan biasa saja, tetapi buat saya yang notabene bukan seorang praktisi IT atau Blogger sangat aneh dan ajaib. Lagipula, setelah mencari tahu apa dan bagaimana asal muasal 'Dummy Text' macam ini berawal, saya semakin takjub. Pertama, menurut Lorem Ipsum sendiri yang mennuliskan catatan metamorfosis dan adaptasi teks latin dari tahun 1500-an. Kedua, bersumber dari Wikipedia yang menyertakan arti sebenarnya dari susunan mantra ajaib ini sebenarnya.

Teks asli dari Cicero untuk lorem ipsum adalah sebagai berikut (dengan bagian-bagian cuplikannya yang dicetak tebal):
[32] Sed ut perspiciatis, unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam eaque ipsa, quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt, explicabo. Nemo enim ipsam voluptatem, quia voluptas sit, aspernatur aut odit aut fugit, sed quia consequuntur magni dolores eos, qui ratione voluptatem sequi nesciunt, neque porro quisquam est, qui dolorem ipsum, quia dolor sit, amet, consectetur, adipisci velit, sed quia non numquam eius modtemporincidunt, ut labore et dolore magnaaliquam quaerat voluptatem. Ut enim ad minimveniam, quis nostruexercitationem ullam corporis suscipit laboriosam, nisi ut aliquid ex ea commodi consequatur? Quis autem vel eum iure reprehenderit, qui in ea voluptate velit esse, quam nihil molestiae consequatur, vel illum, qui doloreeufugiat, quo voluptas nulla pariatur? [33] At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus, qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti, quos dolores et quas molestias exceptursint, obcaecatcupiditatnon provident, similique sunt in culpaqui officia deserunt mollitia animi, id est laborum et dolorum fuga. Et harum quidem rerum facilis est et expedita distinctio. Nam libero tempore, cum soluta nobis est eligendi optio, cumque nihil impedit, quo minus id, quod maxime placeat, facere possimus, omnis voluptas assumenda est, omnis dolor repellendus. Temporibus autem quibusdam et aut officiis debitis aut rerum necessitatibus saepe eveniet, ut et voluptates repudiandae sint et molestiae non recusandae. Itaque earum rerum hic tenetur a sapiente delectus, ut aut reiciendis voluptatibus maiores alias consequatur aut perferendis doloribus asperiores repellat.

Dalam bahasa Indonesia, kalimat di atas diterjemahkan: "Demikian pula, tidak adakah orang yang mencintai atau mengejar atau ingin mengalami penderitaan, bukan semata-mata karena penderitaan itu sendiri, tetapi karena sesekali terjadi keadaan di mana susah-payah dan penderitaan dapat memberikan kepadanya kesenangan yang besar. Sebagai contoh sederhana, siapakah di antara kita yang pernah melakukan pekerjaan fisik yang berat, selain untuk memperoleh manfaat daripadanya? Tetapi siapakah yang berhak untuk mencari kesalahan pada diri orang yang memilih untuk menikmati kesenangan yang tidak menimbulkan akibat-akibat yang mengganggu, atau orang yang menghindari penderitaan yang tidak menghasilkan kesenangan?"

Paragaf diatas ternyata merupakan pernyataan atau naskah orasi yang ditulis Cicero ketika Romawi dalam bayangan konspirasi Lucius Sergius Catilina. Dari cuplikan di Wikipedia tersebut, saya coba mengunyah dan menyerap nya menjadi :

"Tidak akan ada orang yang mau bersusah payah dan menderita kecuali orang tersebut senang melakukannya ataupun untuk mengejar apa yang ia suka dan senangi.  Dan Tidak ada hak sedikitpun bagi orang lain yang hanya diam dan melihat orang-orang yang senang melakukan sesuatu dengan susah payah." (Cicero)

 Ilustrasi dari



------------------------------------------------------------------****---------------------------------------------------------------------

Lorem ipsum dolor sit ametconsectetur adipiscing elit. Mauris mollis magna quis erat venenatis euismod. In eu purus ac libero gravida congue. Nam volutpat ac purus nec fermentum. Nam sed tincidunt elit. Aenean rutrum risus enim, eget gravida massa viverra nec. Donec vel ullamcorper dui. Donec nec pretium lorem. Orci varius natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Pellentesque lacus eros, rhoncus sit amet porta in, ullamcorper ut sem. Donec dictum, lacus sed convallis pretium, tellus felis gravida leo, a pharetra nulla dolor et eros. Aenean ipsum eros, aliquet non justo in, faucibus elementum mi. Maecenas et nulla cursus, iaculis lectus at, dignissim ligula. Proin at purus varius, efficitur diam quis, elementum ipsum. Nunc eget ipsum vel ante mollis molestie sed sed nisi. Vestibulum quis convallis dolor, a tincidunt ipsum.
Praesent eu blandit justo, vitae lacinia risus. Ut pretium faucibus tempor. Suspendisse a ex mattis, bibendum turpis in, imperdiet ligula. Sed lectus tortor, consectetur in purus in, imperdiet condimentum lacus. Mauris eu ullamcorper purus, et congue risus. Nullam sit ametmi nulla. Nullam imperdiet pulvinar odio, sed volutpat tortor congue ac. Donec sollicitudin pharetra magna, a ultricies risus pharetra sed. Aenean tincidunt massa ac tortor posuere vulputate. Nunc quis fringilla neque. Fusce porttitor, elit in suscipit volutpat, quam mauris feugiat nulla, ac gravida dolor lacus et est. Donec id erat pretium, elementum neque et, pretium ipsum. Pellentesque quis convallis risus, id lacinia purus. Aenean vulputate ultricies orci, ut congue ipsum.
Nulla eget lectus laoreet, pretium felis id, laoreet eros. Aliquam faucibus aliquet massa, et hendrerit lectus elementum eu. Cras gravida ante porttitor mi blandit semper. Praesent sodales tincidunt vehicula. Duis sollicitudin feugiat turpis vel vulputate. Donec ac tristique purus. Pellentesque vel felis efficitur, feugiat tortor eu, eleifend libero. Nulla ultricies malesuada libero. Etiam commodo augue nunc. Praesent semper viverra orci a dapibus. Praesent ullamcorper consequat commodo. Morbi porta euismod urna. Maecenas bibendum facilisis dui. Nullam blandit sapien ut leo suscipit facilisis.
Nulla ac diam vestibulum, blandit arcu sed, vulputate quam. Nunc a nibh dictum elit rutrum vestibulum. Sed elementum velit sed convallis blandit. Donec condimentum leo at libero malesuada, ut consequat leo hendrerit. Maecenas non nisl odio. Phasellus fringilla, libero at bibendum gravida, lacus velit auctor eros, et cursus arcu dolor in libero. Nulla rutrum iaculis lacinia. Etiam posuere eu nisl nec aliquet.
Nulla facilisi. Donec arcu justo, tristique a porttitor sed, rhoncus vel dui. Suspendisse ullamcorper nunc vel erat ultrices, ut commodo ante sodales. Nunc posuere, leo scelerisque ultricies lacinia, ante nibh faucibus odio, ac sollicitudin enim orci scelerisque augue. Vestibulum vel turpis aliquet, placerat elit in, varius elit. Quisque mollis euismod ornare. Nulla lorem libero, laoreet pellentesque maximus sed, tincidunt nec libero. Maecenas volutpat sagittis sapien sed commodo. Praesent mollis erat ac magna varius dapibus. Nam mollis, lectus ut tempus elementum, diam leo convallis ligula, non ullamcorper orci elit ut magna. Fusce quis luctus sapien. In lobortis augue metus, vitae malesuada nunc semper in. Nullam vel neque in purus interdum iaculis et nec ligula.
Donec sit amet ligula eu nunc eleifend sodales. Vivamus consequat, erat ut porttitor luctus, massa lectus volutpat nulla, id consequat metus diam a nulla. Quisque arcu dui, iaculis ac bibendum facilisis, mattis lobortis justo. Class aptent taciti sociosqu ad litora torquent per conubia nostra, per inceptos himenaeos. In interdum lacus et nibh pellentesque, id pretium leo molestie. Sed tellus metus, lacinia sit ametlacinia non, varius nec sem. Curabitur magna mi, tempus eget auctor a, efficitur at elit. Nam enim neque, congue id rutrum vel, placerat ac magna. Integer fermentum sit amet risus at ultricies. Donec id varius dui, at mattis est. Praesent euismod lorem augue, et blandit diam tempor sed.
In porttitor justo eu nibh pellentesque sodales. Proin posuere nulla massa, ac imperdiet nulla egestas in. Vivamus sit amet felis sem. Suspendisse purus urna, dictum sed nibh at, dignissim scelerisque lectus. Nulla porta odio sit amet erat congue, at volutpat leo mattis. Donec ac ante vitae sem vulputate feugiat sit amet eu est. Aenean fermentum condimentum mollis. Sed viverra, elit sit amet temporpretium, sapien lectus auctor sapien, vitae euismod augue turpis eget libero. Duis tincidunt eros eu ipsum bibendum, eget ornare risus varius.
Curabitur ultricies ut arcu sit amet placerat. In facilisis id eros a condimentum. Aliquam non rhoncus nisl. Pellentesque quis leo bibendum, tempus quam a, mattis diam. Aenean urna quam, volutpat quis purus a, malesuada porta orci. Curabitur eu dolor ante. Nulla facilisi. Curabitur interdum bibendum lacus. Cras convallis vehicula metus, vel pretium velit rutrum sed. Praesent tempus lorem non nunc imperdiet, eget ornare nulla aliquam. Nulla quis odio sit amet nulla blandit elementum et eget augue. Sed sagittis, mauris vel egestas venenatis, tellus ipsum tincidunt lorem, vitae pharetra eros augue et libero. Proin felis leo, elementum non tempor eu, gravida eu nibh. Donec venenatis ut tellus ultrices consectetur.
Aliquam erat volutpat. Morbi sagittis, nunc quis suscipit congue, tortor erat suscipit magna, at elementum lacus mauris id urna. Curabitur commodo, nibh eu tincidunt dignissim, mauris nibh tincidunt arcu, et placerat nibh massa nec nulla. Aliquam erat volutpat. Nulla ac libero vitae nisi sollicitudin efficitur. Maecenas in ligula urna. Vestibulum vehicula ipsum quis lectus sagittis tempor. Nulla nec nisi et ligula aliquam malesuada.
Duis maximus risus ut diam auctor, vel interdum arcu finibus. Cras pellentesque, neque sed sodales laoreet, augue ligula posuere enim, sit amet blandit justo magna et dui. Vivamus vitae ante a mi efficitur consectetur. Maecenas eu tellus eget libero euismod iaculis. Donec id velit tempus, semper eros eu, pulvinar eros. Nam a augue accumsan, gravida ex vitae, iaculis eros. Phasellus mattis euismod est, et aliquam augue pretium sit amet. Nulla ut nisl eu metus cursus mattis. Morbi egestas eget purus quis euismod. Cras ac ante vitae nisl fermentum vehicula. Aenean convallis ac nunc et luctus. Donec dolor eros, porta vel ex in, gravida ultricies lorem. Sed consectetur odio orci, nec mattis augue mollis at. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas. Praesent quis ipsum odio.
Pellentesque rhoncus euismod risus, ac lobortis nibh auctor bibendum. Maecenas tempus eros eu odio pretium, sed consectetur nibh ullamcorper. Vivamus ullamcorper orci ut neque imperdiet gravida. Aliquam commodo placerat turpis, et convallis sapien blandit sit amet. Nunc fringilla molestie magna, sed mattis quam varius et. Nullam imperdiet vestibulum nunc, eu elementum ipsum euismod lobortis. Sed rutrum vel nunc vel ultrices. Aliquam blandit, ex in suscipit tristique, orci lectus lobortis mauris, in dictum augue risus quis lacus.
In vulputate, nibh eget sodales viverra, velit turpis hendrerit eros, nec ornare nisl ex sed magna. Sed dui felis, facilisis id fermentum nec, molestie at lorem. Aliquam quis consequat ligula. Nulla id diam consectetur, sollicitudin magna et, egestas erat. Vivamus vulputate turpis ac ipsum tempus, vel dignissim nunc fringilla. Integer porttitor enim neque, et faucibus lorem maximus eu. Pellentesque tristique nec nisi vel commodo. Mauris ut odio hendrerit, efficitur erat vitae, laoreet nulla. Fusce ac quam id metus lobortis tincidunt ac id nulla.
Nulla luctus volutpat diam id rhoncus. Cras vel consectetur nisi. Curabitur erat sapien, dictum at dapibus tincidunt, maximus et libero. Phasellus dictum nisl vitae quam ultrices, quis ultrices nisl sollicitudin. Proin in est enim. Suspendisse scelerisque id ante vitae tristique. Aliquam vel dignissim lectus. Fusce id commodo lectus. Vestibulum tempus commodo scelerisque. Nullam eu risus tempus augue pharetra consequat sit amet non felis. Duis placerat fermentum turpis a faucibus.
Proin ultrices elit blandit faucibus egestas. Duis efficitur vulputate augue, at fringilla lorem euismod vitae. Aenean dapibus in nisl sed venenatis. Duis enim neque, dictum eget velit vel, dignissim gravida massa. Aliquam faucibus ipsum ante, nec viverra tortor vehicula nec. Cras ornare volutpat libero, sit amet dictum orci fermentum at. Cras nec nibh ac ipsum facilisis semper vitae at purus. Nam finibus loremex, in tincidunt neque sodales id. Ut et ultricies libero, vitae ultrices neque. Sed imperdiet vel lacus in rhoncus.
Donec imperdiet tincidunt sollicitudin. Nulla lorem felis, bibendum vitae posuere id, pulvinar placerat massa. Vestibulum aliquam maximus mi at consequat. In venenatis sagittis lectus, eu egestas risus ullamcorper ac. Pellentesque felis nisi, euismod eu ligula sit amet, eleifend semper quam. Maecenas imperdiet dolor sed enim bibendum, vitae hendrerit dui finibus. Sed vel molestie lacus. Suspendisse vehicula lorem a gravida porta. Quisque ac sodales quam. Donec rhoncus tempus justo, eu efficitur erat feugiat a. Duis at dictum odio. Lorem ipsum dolor sit ametconsectetur adipiscing elit. Morbi eleifend ipsum augue, at dapibus lorem molestie sit amet.


by on Jumat, Januari 26, 2018
Well, untuk postingan yang ini saya biarkan teks di bawah sana tetap ada buat kenang-kenangan di blog ini. Pastinya sebagian besar yang...